Djawanews - Pertengkaran antara takmir Masjid Al-Amanah di Bekasi dan seorang jemaah bermasker yang hendak salat, memang sudah damai. Tapi peristiwa di sana, mendapat perhatian khusus dari penggiat media sosial, Eko Kunthadi.
Jemaah itu memang sengaja memakai masker karena mengikuti aturan dari pemerintah. Bahkan oleh WHO, masker dianggap jadi cara paling sederhana tapi efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tapi oleh Ketua Pengurus Masjid Al-Amanah, segala penelitian dari para ahli, bisa tidak berlaku. Kerja keras ahli kedokteran, para virolog dan WHO mencari cara mencegah penyebaran Covid-19, seakan omong kosong.
"Di Harapan Indah, Bekasi, aturan negara harus tunduk pada marbot masjid. Di Masjid Al-Amanah Kompleks Perumahan itu para saintis dunia, ahli Kedokteran, virolog, dan WHO wajib bertekuk lutut di bawah kaki takmir Masjid. Maka Masjid punya wilayah dan aturan sendiri. Punya kuasa yang tiada banding," tulis Eko di akun Facebooknya seperti yang dilihat redaksi djawanews, Senin (3/5/2021).
Ketua Pengurus Masjid Al-Amanah, Abdurahman meminta seorang pria, Roni Octavianto yang mau salat, pergi dari masjid. Yang dipermasalahkan Abdurahman karena Roni memakai masker kala itu.
"Abdurahman, takmir itu, berkuasa penuh. Ia mencatut nama Allah untuk membentengi kekuasaanya. Maka, siapa lagi yang bisa menghalangi lelaki berjanggut lancip itu,"
"Tidak juga Roni Oktavian. Ia jemaah masjid. Warga asli komplek perumahan. Ramadhan ini ia ingin melepaskan rindu pada sang Khalik. Memasuki masjid komplek dekat rumahnya," tulis Eko lagi.
Bagi Eko, Roni pasti sadar Covid-19 masih jadi bahaya. Bukan hanya buat dia, tapi untuk orang sekitar. Kalau dia tidak memakai masker, maka secara tidak langsung, Roni bisa mencelakan orang lain.
"Bersujud di Masjid, di mana ribuan orang lain juga menjadikannya sebagai tempat bersujud, tentu bukan tanpa resiko. Lantai-lantai atau karpet Masjid bisa saja terkena droplet. Akal. sehat Roni tetap waras,"
"Roni menjaga resiko itu. Ia datangi Masjid Al-Amanah dengan menggunakan masker. Allah Maha Tahu. Lagipula tidak ada larangan orang sholat mengenakan masker. Wong jemaah haji dan umroh, juga gak lepas maskernya. Jemaah jumat di Masjidil Haram, gak lepas maskernya. Kenapa juga ia harus melepas di Bekasi?"
Eko melanjutkan kritik tajamnya. Kata Eko, Abdurahman lebih tinggi dari mufti manapun di seluruh dunia. Bahkan dia lebih tinggi dari semua aturan. Baginya menjadi takmir Masjid artinya kekuasaan mutlak di Masjid itu. Apapun yang menjadi pandangannya adalah hukum tertinggi.
"Abdurahman lupa. Gak punya kuota. Gak baca berita. Kluster tarawih lagi heboh sekarang,"
Hasil Mediasi
Kapolsek Medan Satria Kompol Agus Rahmat mengaku sudah melakukan mediasi kedua orang itu. Peristiwa ini terjadi Selasa 27 April lalu sekitar pukul 14.30 WIB.
Dalam mediasi, Abdurahman meminta maaf karena sudah arogan menegur Roni kala itu. Dia sadar dan juga sudah minta maaf ke Roni.
Kini Abdurahman janji akan mengizinkan semua masyarakat yang mau salat, boleh tetap menggunakan masker. Dia sadar penggunaan masker adalah bagian dari protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Roni dan Abdurahman juga tidak akan melanjutkan persoalan ini ke ranah hukum