Djawanews.com – Densus 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan AF (33) terduga teroris afiliasi Jemaah Islamiyah (JI) di Desa Dorowati, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Lampung, Selasa (7/2) pagi. Terduga teroris tersebut ditangkap tim Densus 88 Antiteror sekira pukul 05.00 WIB.
Terduga pelaku teroris AF warga Sumatera Selatan tersebut, terafiliasi jaringan JI dan diduga menjadi bagian media rekrutmen dakwah kajian khusus radikal kelompok JI.
Selain melakukan penangkapan, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri juga melakukan penggeledahan di rumah Tukino yakni mertua dari terduga pelaku AF di Desa Dorowati, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara.
Dari penggeledahan itu, barang bukti yang diamankan berupa jaket atau rompi bertuliskan Bina Qolbu, buku-buku berkaitan dengan terorisme, buku rekening BRI milik AF, tiga unit ponsel, identitas diri (KK dan KTP milik terduga pelaku AF) dan dua buah tas ransel.
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Mabes Polri Kombes Pol Aswin Siregar membenarkan mengenai penangkapan terduga teroris terafiliasi jaringan Jamaah Islamiyah (JI) berinsial AF di Kabupaten Lampung Utara tersebut.
"Benar, penyidik Densus 88 Antiteror saat ini masih bekerja intensif mendalami kasus ini. Penjelasan lengkap, akan kami update melalui Humas Polri," kata Aswin, Selasa (7/2).
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang menangkap pelaku teroris tersebut, sebelum pelaku melakukan pengeboman yang merupakan sebuah tindakan pencegahan keras.
"Lebih baik dicegah, jangan sampai mereka melakukan amaliyah terror,"kata Ken.
Ken Setiawan juga mengatakan, pihak aparat agar selalu meningkatkan kewaspadaan, apalagi menjelang bulan suci Ramadan tahun ini.
"Biasanya, para pelaku teror akan melancarkan aksinya di bulan suci tersebut karena dianggap jihad yang lebih utama, amaliah teror mereka akan diganjar pahala berlipat ganda," ujarnya.
Ken menyebut beberapa aksi teror dan ledakan bom mengusik keamanan di akhir Ramadan 2019 silam. Seperti bom meledak di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kemudian bom panci meledak di Kampung Melayu, Jakarta Timur tiga hari sebelum bulan Ramadhan 2017 silam. Peristiwa ini, lima orang yang terdiri dari dua pelaku dan tiga anggota kepolisian meninggal dunia.
Selain itu, bom bunuh diri di Gereja Surabaya yakni beberapa hari sebelum Ramadan tahun 2018 lalu, akibatnya sebanyak 13 orang tewas dan puluhan luka-luka setelah serangan bom bunuh diri di gereja tersebut.
"Tidak hanya itu saja, Kelompok terduga teroris menabrak anggota Provost Polda Riau pada 16 Mei 2018 lalu atau sehari sebelum bulan Ramadan. Pelaku menggunakan Toyota Avanza dan menerobos gerbang. Kejadian tersebut, membuat satu orang anggota Provost terkapar dan dua wartawan terluka," sebutnya.
Menurutnya, masyarakat harus waspada akan serangan teroris yang tak jarang melakukan pengeboman di tempat umum.
"Para pelaku teroris, sengaja mengambil momen jelang Ramadan karena mereka cari perhatian dan unjuk kekuatan di kalangan masyarakat. Mereka ingin tetap eksis dan menunjukkan tajinya di hadapan warga," pungkasnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.