Djawanews.com—“Mungkin tidak akan mati karena pandemi, tetapi mati karena kelaparan” adalah ungkapan yang tepat bagi sebagian orang yang berusaha bertahan hidup di tengah pandemi. Kebijakan untuk menjaga jarak telah menjungkir balikkan perekonomian khususnya masyarakat bawah. Tidak sedikit dari mereka yang saat ini bekerja bertaruh nyawa demi sesuap nasi di tengah pandemi.
Kisah Orang-orang yang Bertaruh Nyawa untuk Hidup di Tengah Pandemi
Pandemi telah menyebabkan mobilitas manusia lumpuh yang mengakibat proses perekonomian babak belur. Ribuan orang otomatis menjadi pengangguran, sementara ada banyak mulut-mulut yang harus dikasi makan. Selain itu tanggungan-tanggungan yang sudah ada sebelumnya juga harus dibayarkan.
Dibalik ramainya hastag #indonesiaterserah atau #indonesiamemanggini, ada orang-orang yang harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk sesuap nasi. Sebut saja misalnya kisah yang sempat viral, Frans Larry Oktavianus (43), warga Klaten, Jawa Tengah, yang nekat menawarkan ginjalnya.
Kesulitan yang dihadapinya di tengah pandemi, membuat Frans tidak mampu berpikir jernih. Frans mengaku hal itu dilakukannya karena tidak ada biaya lagi untuk menghidupi anak dan istri ditambah lagi harus melunasi hutang.
Kisah lain yakni Muhammad Irfan (11) yang harus tetap berkeliling berjualan di tengah pandemi yang mengancam. Bocah kelas 4 SD itu berjalan berpuluh-puluh kilometer berjualan buah lontar, dari Galesong, kabupaten Takalar sampai ke Kota Makassar. Selain ancaman pandemi, penjualannya jelas berkurang karena sepinya orang yang lalu lalang.
Atau pun kisah tiga wanita lanjut usia dari Sukabumi yang tinggal serumah dan menyandarkan hidupnya dengan mengemis. Sebut saja mereka bertiga yakni Yati (102), Atmi (80) dan Ani (60). Mereka harus tetap mengemis untuk bisa bertahan hidup, sementara Covid-19 sangat rentan menginfeksi orang-orang lanjut usia seperti mereka.
Mereka semua adalah orang-orang yang bisa tersorot media, sementara ada banyak orang-orang seperti mereka di luar sana yang harus mempertaruhkan nyawa demi sesuap nasi di tengah pandemi. Dibutuhkan uluran tangan, tidak hanya dari pemerintah tetapi dari segenap masyarakat untuk melewati pandemi ini dengan selamat.
Ikuti juga berita-berita terbaru dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.