Pembangunan PLTA Sungai Kayan dapat Dukungan Penuh dari Gubernur Kaltara.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kalimantan Utara (Kaltara) akan segera dilakukan pada tahun 2020 dan tahun 2024 sudah bisa menghasilkan listrik.
Terkait pembangunan proyek PLTA di Sungai Kayan tersebut, Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mendukung penuh.
Alasan Gubernur Kaltara Dukung PLTA Sungai Kayan
Menurut Irianto, Sungai Kayan yang berhulu di Gunung Ukeng dan berhilir di Laut Sulawesi memiliki potensi besar dan memiliki kelayakan untuk menjadi lokasi PLTA.
“Sangat layak untuk dibangun bendungan-bendungan yang akan menghasilkan listrik yang kita sebut pembangkit listrik tenaga air,” dilansir dari era.id.
Tak hanya bendungan, Irianto berharap ada potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan dari pembangunan PLTA di Sungai Kayan ini nantinya.
Seperti halnya bendungan Hoover Dam, Nevada Amerika Serikat (AS) misalnya. Saat Ia melakukan kunjungan disana, bendungan Hoover Dam, Nevada Amerika Serikat ini dijadikan lokasi bernilai hiburan atau wisata.
Irianto bukanlah orang yang tidak tahu apa-apa soal PLTA, serta bagaimana sungai dapat menjadi sumber energy listrik yang baik. Karena Ia memiliki segudang pengalaman dan pengetahuan mendalam soal ini.
Lebih lanjut, Irianto menuturkan pengalamannya saat memantau proyek PLTA di China, termasuk proyek PLTA terbesar di dunia, Three Gorges Dame.
Menurut Irianto, China dan Three Gorges Dame adalah contoh paling baik bagaimana manusia mengelola dan melestarikan energi terbarukan.
“Saya juga meninjau bendungan terbesar di dunia. Three Gorges Dame. Itu selesai dibangun tahun 2012, tapi gagasannya itu sejak tahun 1938. Tahun 1958 mulai dibangun.
“Bayangkan itu konsistensinya pemimpin Cina dari zaman Mao Zedong sampai Xi Jinping itu secara berjenjang dan sangat konsisten. Kita harap Indonesia bisa seperti itu.”
Menurut Irianto, Indonesia dan Kalimantan memiliki peluang untuk menyamai kesuksesan China mengelola energi dan sumber dayanya. Proyek PLTA Sungai Kayan garapan PT Kayan Hydro Energy yang bekerja sama dengan PowerChina dan Central Asia Capital Ltd ini akan jadi megaproyek.
Rencananya, PLTA Sungai Kayan akan menghasilkan 9.000 MW dengan nilai investasi mencapai 27 miliar dolar AS.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan juga disebut sebagai bagian dari tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara, termasuk kawasan industri terpadu, GP Tanah Kuning dan sebuah pelabuhan yang konon akan jadi pelabuhan terbesar di Indonesia.
“Karena ini megaproyek ini. Dari sisi investasi pun antara 2,5 sampai 3 juta US per mega. Jadi kalau ada 7 mega tinggal dikalikan saja mungkin sampai 7 miliar USD. Karena lokasi itu kan menentukan biaya. China itu termasuk paling efisien membangun.”