Djawanews - Kabar tidak sedap datang dari Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Belasan dokter spesialis yang ada di RSUD Kabupaten Mukomuko itu sedang melakukan aksi mogok kerja.
Dilansir dari VOI yang mengutip kantor berita Antara, penyebab aksi mogok ini diduga karena dana tambahan penghasilan pegawai (TPP) untuk dokter spesialis turun drastis. Bayangkan, dari Rp30 juta menjadi Rp2,5 hingga Rp4 juta per bulan.
Plt Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi membenarkan peristiwa ini. Mereka yang melakukan mogok kerja adalah belasan dokter spesiali di RSUD setempat.
Aksi mogok kerja ini jelas direspon dengan kekecewaan warga. Warga Kecamatan Selagan Raya yang ingin berobat di RSUD setempat kecewa karena mereka jadi tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Kami sudah jauh-jauh ingin berobat tapi sampai di RSUD, poli tutup. Sebagai masyarakat kami ingin menanyakan tentang kejelasannya, karena ini fasilitas daerah, jadi kami berhak minta kejelasan,” beber warga itu, Senin (19/4/2021).
Dia juga kecewa dengan RSUD. Soalnya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu tentang dokter spesialis yang mogok kerja ini.
"Kami mau berobat tetapi semu poli tutup, kini kami mau berobat kemana lagi, padahal kami sudah datang jauh tetapi tidak bisa berobat dan mendapatkan pelayanan kesehatan,” sesal mereka.
Tapi Syafriadi memastikan, seluruh pelayanan yang bersifat urgent, IGD hingga operasi sesar melahirkan, dokter spesialis masih memberikan pelayanan.
Untuk sejumlah poli spesialis khusus memang tutup. Kemudian, dia mengakui ada satu pasien dari Kecamatan Air Rami, yang mau tidak mau dibantu lewat IGD karena dia mengalami penyakit hernia.
“Setelah dilaporkan kepada dokter bedah siang ini penanganan langsung operasi,” kata Plt Direktur RSUD Mukomuko Syafriadi.