Djawanews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kenaikan harga tahu dan tempe disebabkan dengan stok kedelai dalam negeri yang semakin menipis. Sedang realisasi impor kedelai juga melambat.
“Kondisi ini dihimpun berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas dan Kementerian Pertanian,” ucap Setianto dalam Rilis Indeks Harga Konsumen November 2022, Kamis (1/12).
Berdasar data portal Chicago Board of Trade, kenaikan harga impor kedelai sudah terjadi sejak September 2022. Kondisi ini tercermin pada data produk pangan turunan kedelai di Indonesia.
BPS mencatat produk panagn turunan kedelai dalam negeri mengalami kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir, yakni pada tempe sebesar Rp12.421 per kilogram (kg) pada September 2022 menjadi Rp12.682 per kg di Oktober 2022, serta Rp12.949 per kg pada November 2022.
Sedangkan tahu, harganya meningkat dari Rp11.330 per kg pada September 2022 menjadi Rp11.438 per kg di Oktober 2022, serta Rp11.680 per kg pada November 2022.
Dengan demikian kenaikan harga tahu dan tempe masing-masing meningkat sebesar 2,13 persen dibanding bulan sebelumnya dan 2,12 persen pada bulan November 2022. Peningkatan tersebut menjadikan kedua komoditas memberi andil Indeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing sebesar 0,01 persen secara bulanan.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.