Djawanews.com – Musim kemarau berkepanjangan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah berdampak serius pada ketersediaan air bersih bagi puluhan ribuan warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap bekerja keras untuk memastikan pasokan air bersih tetap tersedia bagi warga yang terdampak.
Hingga Selasa (20/8), BPBD Cilacap telah mendistribusikan 92 tangki air bersih atau 460.000 liter, untuk memenuhi kebutuhan 17.999 warga terdampak.
"Berdasarkan data per hari Selasa (20/8), kami telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 92 tangki yang setara dengan 460.000 liter untuk 17.999 jiwa," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Budi Setyawan dikutip ANTARA, Rabu 21 Agustus.
Dia menjelaskan belasan ribu warga terdampak kekeringan itu tersebar di 16 desa, yakni Desa Bojong, Ujungmanik, dan Kawunganten Lor, Kecamatan Kawunganten; Desa Cimrutu, Rawaapu, Bulupayung, dan Sidamukti, Kecamatan Patimuan; Desa Gintungreja dan Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu.
Selain itu, Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari; Desa Karangkemiri, Mandala, dan Sawangan, Kecamatan Jeruklegi; Desa Panikel, Kecamatan Kampunglaut; Desa Kunci, Kecamatan Sidareja; serta Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala.
"Namun tidak semua warga di 16 desa itu yang terdampak kekeringan. Warga yang terdampak kekeringan ini tinggal di 32 dusun yang tersebar di 16 desa tersebut," katanya.
Ia mengakui jumlah desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024 terus bertambah, namun jumlahnya masih jauh di bawah data hasil pemetaan wilayah rawan kekeringan yang 105 desa di 20 kecamatan.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam menggunakan air bersih mengingat saat ini puncak musim kemarau.
"Namun kami akan tetap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan. Insyaallah jika tidak ada kendala, hari ini kami berencana menyalurkan bantuan air bersih lagi ke Desa Mandala dan Gintungreja, masing-masing sebanyak dua tangki," kata Budi.