Djawanews.com – Melalui perusahaannya Breakthrough Energy Catalyst, pendiri Microsoft Bill Gates belum lama ini berencana menggelontorkan 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) setara dengan Rp21,5 triliun, untuk membantu memerangi perubahan iklim.
Dana tersebut akan dialirkan Gates sebagai bagian dari inisiatif yang diusulkan dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Infrastruktur Senat dengan total dana 1,2 triliun dolar AS. Namun, Gates menekankan dana itu bisa beralih ke negara lain jika RUU tidak segera disahkan.
Mengutip Forbes, RUU itu terbagi dalam beberapa program, meliputi proyek percontohan senilai 25 miliar dolar AS, kesepakatan infrastruktur untuk memperluas jaringan transmisi listrik sebesar 75 miliar dolar AS guna membawa energi terbarukan dengan lebih baik, dan 21 miliar dolar AS untuk membantu membersihkan lokasi industri dan energi lama.
"Jika RUU itu menjadi undang-undang, kolaborasi ini tidak hanya akan membawa kita ke jalur yang lebih tahan lama menuju nol bersih, tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja langsung dan jangka panjang di masyarakat di seluruh negeri," tegas Gates kepada CNBC.
Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan RUU itu masih membutuhkan persetujuan DPR saat ini, dan putusan akan dikekuarkan dalam beberapa minggu ke depan. Nantinya, RUU itu akan menciptakan ribuan pekerjaan bergaji tinggi bagi orang-orang tanpa gelar sarjana.
"Investasi bersejarah dalam infrastruktur ini adalah apa yang saya percaya Anda, rakyat Amerika, inginkan," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih belum lama ini.
Diketahui, dana Gates yang dijalankan oleh perusahaan miliknya tersebut akan menghabiskan 1,5 miliar dolar AS selama tiga tahun, dengan tujuan menghilangkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Program itu juga dapat mencakup pesawat terbang yang tidak memuntahkan polusi dan teknologi untuk menangkap karbon dari udara.
"Kritis untuk semua teknologi iklim ini adalah untuk menurunkan biaya dan untuk dapat meningkatkannya ke tingkat yang cukup besar," ujar Gates.
"Anda tidak akan pernah mendapatkan skala itu kecuali pemerintah datang dengan kebijakan yang tepat, dan kebijakan yang tepat adalah persis apa yang ada dalam RUU Infrastruktur itu," imbuhnya.
Sebagai informasi, Gates memang selalu menaruh perhatian penuh terhadap perubahan iklim. Beberapa waktu lalu Filantropi yang kini berusia 65 tahun itu menyarankan masyarakat untuk mengkonsumsi daging sapi sintetis.
Dia mengatakan sapi menjadi penyumbang gas metana terbesar yang dapat memengaruhi atsmosfer Bumi. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan mengkonsumsi daging sintetis.