Djawanews.com - Air laut yang manusia ketahui tentu jernih, sedangkan di beberapa tempat bisa saja ditemukan kotor atau keruh. Namun, ada juga air laut yang berubah menjadi merah darah dan tampak sangat mengerikan.
Air laut yang berubah jadi merah darah itu terjadi lantaran pembantaian gila-gilaan terhadap 175 ekor paus pilot. Hal ini terjadi di Kepulauan Faroe.
Pembantaian ratusan ekor paus pilot itu praktis membuat air laut menjadi merah darah. Terlebih setelah perahu membawa paus-paus itu ke pantai. Warga setempat pun telah menunggu di pinggir pantai dengan kait, pisau, maupun tombak.
Seorang pria bersenjata bahkan menembakkan senapan ke sebuah pesawat tak berawak yang dikirim oleh konservasi laut Sea Shepherd untuk mendokumentasikan pembantaian gila tersebut.
Pembantaian itu dikenal sebagai Grindadrap atau Grind dalam bahasa setempat.
Pembantaian Gila-gilaan
Sea Shepherd mengatakan praktik tersebut, yang telah membunuh lebih dari 6.500 paus dan lumba-lumba selama dekade terakhir, tidak berkelanjutan dan 'biadab.'
Pemburu mengambil alat pembunuh, kail galah, tombak, dan pisau mereka. Sesaat kemudian, mereka buru-buru melompat ke sekitar 20 perahu yang melaju kencang untuk mengurung pod paus menuju pantai di Leynar. Mereka membunuh 52 paus pilot di sana.
Rekaman drone yang diambil oleh Sea Shepherd menunjukkan sebuah perahu menunggangi puluhan paus pilot yang tertinggal untuk didorong ke pantai.
Paus-paus yang tertangkap tampak meronta-ronta di dalam air saat mesin kapal menyala di sebelah mereka. Sea Sheperd pun mengatakan ada pembantaian yang lebih brutal dari tempat lainnya di pulau tersebut.
"Pembunuhan di Hvannasund tidak terorganisir dengan baik dan lebih brutal (daripada di Leynar), seperti yang sering kami rekam sebelumnya di lokasi ini," kata Sea Shepherd.
Sea Shepherd mengatakan mereka telah melaporkan kejadian tersebut kepada polisi yang menyelidiki penembakan tersebut.