Pada hari Rabu 24 Juli 2019, Putra Mahkota Abu Dhabi melawat ke Indonesia.
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan kedatangannya disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Soekarno-Hatta.
Pertemuan Bilateral Bersama Putra Mahkota Abu Dhabi
Kemudian Putra Mahkota Abu Dhabi melanjutkan pertemuan bilateral di Istana Bogor setelah berkeliling di Jakarta. Jokowi dan Mohamed tiba di Istana Bogor pada pukul 10.30 WIB yang kemudian disambut dengan upacara penyambutan dan pemeriksaan pasukan.
Pertemuan Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) tersebut membahas dan tentang investasi. Adapun yang ditawarkan oleh pemerintah adalah daftar investasi proyek senilai US$ 91 miliar atau Rp 1.274 triliun.
Investasi tersebut terhimpun dalam 21 proyek, yang juga akan ditawarkan kepada investor dari negara lain. Tiga di antara 21 proyek tersebut adalah PT Pertamina dengan Adnoc dalam hal pengembangan RDMP Balikpapan integrated supply chain.
Kedua, PT Chandra Asri dengan Mubadala mengenai proyek nafta cracker dan petrochemical complex. Terakhir, adalah PT Maspion indonesia dengan Dubai Port World Asia mengenai pengembangan terminal peti kemas dan kawasan industri di Jawa Timur.
Selain ketiga proyek tersebut juga ada sembilan proyek kerja sama yang diteken antar kedua pemerintahan. Pertama, peningkatan perlindungan investasi. Kedua, penghindaran pajak berganda.
Ketiga, adalah mengenai sektor industri. Keempat, berkaitan dengan kepabeanan. Kelima, pariwisata. Keenam, terkait sektor kelautan dan perikanan. Ketujuh, tentang pertahanan. Kedelapan, mengenai kekonsuleran, dan yang terakhir adalah tentang sektor kebudayaan.
Dikutip detik.com dari Crown Prince Court (CPC), Rabu (24/7), Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan juga berperan sebagai anggota Dewan Perminyakan Tertinggi (SPC) dan Otoritas Investasi Abu Dhabi (ADIA).
SPC dan ADIA sendiri berada di bawah kepemimpinan kakak Mohamed yaitu Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, yang merupakan Presiden UEA. Selain itu Mohamed menjabat sebagai Chairman di Mubadala Development Company.
Mubadala Development Company merupakan perusahaan saham gabungan publik yang dimiliki pemerintah Abu Dhabi yang menversifikasi ekonomi Abu Dhabi.
Selain itu Sheikh Mohamed juga tokoh yang berperan penting dalam politik dan ekonomi yang lebih luas di UEA. Bersekolah di Al Ain dan Abu Dhabi sampai usia 18 tahun, Mohamed pada tahun 1979 bergabung Akademi Militer Kerajaan Sandhurst.
Di Akademi Militer Mohamed berlatih dalam bidang baju besi, helikopter, terbang taktis, dan terjun payung. Setelahnya Mohamed pulang ke UEA dan bergabung dengan Kursus Pelatihan Perwira di Sharjah.
Putra Mahkota Abu Dhabi tersebut saat ini masih memegang sejumlah peran dalam militer UEA, hingga perannya saat ini adalah Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.