Djawanews.com – Berdasarkan keterangan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi sekitar 56 persen pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan penjualan selama masa pandemi. Dengan rincian 22 persen di antaranya melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen lainnya melaporkan masalah distribusi barang dan 4 persen sisanya melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Bantuan yang diberikan pemerintah untuk UMKM agar bisa bertahan di tengah tekanan COVID-19 sudah cukup. Hanya saja implementasi dari relaksasi yang diberikan pemerintah sangat lambat. Implementasi di lapangan tidak sesuai ekspektasi. Masih sulit akses untuk mendapatkan relaksasi,” kata Diana Dewi.
“Persepsi pelaku usaha terkait kerentanan UMKM di tengah pandemi ini bila tidak segera berakhir, maka ada beberapa yang mengatakan UMKM ini akan tutup usahanya. Sekitar 85,42 persen usaha dapat bertahan paling lama dalam rentang satu tahun pandemi ini berlangsung,” lanjutnya menambahkan.
“Ini terdampak secara serius. Enggak hanya total produksi dan nilai perdagangan tapi tenaga kerja juga harus kehilangan pekerjaannya,” tegasnya.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.