Djawanews.com – Izin Penetapan Lokasi (IPL) proyek tol Yogyakarta-Bawen diharapkan sudah keluar pada akhir tahun ini.
Kendati demikian, proses pembebasan dan penggarapan lahan di trase Yogyakarta-Bawen disebut bakal lebih komplek. Sebab, di jalur tersebut, lahan yang digunakan sebagian besar lahan persawahan milik warga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalur Bebas Hambatan (PJB) Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemen PUPR) Yogyakarta-Bawen, Destanto Vendy.
Dia mengatakan, tahapan proses pengeringan dan pengerasan lahan persawahan membuat kompleksitas Tol Yogyakarta-Bawen tinggi.
Tak hanya itu, di exite jalur tol jalur Yogyakarta juga bakal dibangun simpang susun. Saat ini proyek tol tersebut baru masuk tahap sosialisasi awal.
Sedangkan persiapan dari PPK kali ini masih menunggu penerbitan IPL.
“Masih panjang memang prosesnya. Ya kami tergantung dari Dinas Pertanahan DIY,” kata Destanto. Melansir Tribunnews.
Kendati demikian, pihaknya berharap, proses IPL trase Yogyakarta-Bawen sudah rampung pada akhir Desember 2020.
“Kemarin ditargetkan Desember sudah harus selesai dan IPL sudah turun,” ucap Destanto.
Destanto menyebut, ada tiga kecamatan dan tujuh desa di Kabupaten Sleman yang dilalui proyek Tol Yogyakarta-Bawen. Berikut daftarnya.
Kecamatan Tempel
- Desa Banyurejo, luas lahan yang terdampak166 bidang
- Desa Tambakrejo, luas lahan yang terdampak 88 bidang
- Desa Sumberrejo, luas lahan yang terdampak12 bidang
Kecamatan Seyegan
- Desa Margokaton, luas lahan yang terdampak 190 bidang
- Desa Margodadi, luas lahan yang terdampak 76 bidang
- Desa Margomulyo, luas lahan yang terdampak 106 bidang
Kecamatan Melati
- Desa Tirtoadi, luas lahan yang terdampak 277 bidang
Destanto mengatakan, total anggaran yang digunakan untuk pembebasan lahan Tol Yogyakarta-Bawen sebanyak Rp 6-7 triliun.