Djawanews.com – Seorang supir ambulan membagikan keluh kesahnya saat melintasi underpass Kentungan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Sang driver yang diketahui bernama Faisal, sambat dengan kondisi perlintasan di underpass kentungan yang kurang ramah untuk dilewati kendaraan.
Dikisahkan Faisal, pernah suatu kali dirinya membawa pasien dari Wonosari ke RSA UGM melewati underpass kentungan. Saat memasuki terowongan, sang pasien tiba-tiba menjerit karena kondisi jalan yang tidak nyaman.
“Saya driver ambulan seminggu sekali rutin bawa pasien kontrol patah tulang dari Wonosari ke RSA UGM, otomatis lewat kentungan tadinya lewat bawah biar cepet tapi sekarang lewat atas terus, pernah lewat bawah pasiennya terus menjerit lah tiba-tiba dapet jeglongan,” ujar Faisal, dikutip dari grup Facebook Info Cegatan Jogja, Kamis (26/11/2020).
Padahal, sebelumnya underpass kentungan sudah ditutup selama tiga hari, yakni sejak tanggal 17 hingga 19 November lalu untuk dilakukan perbaikan. Namun, nyatanya jalur terowongan bawah tanah tersebut masih menyisakan permasalahan.
Penutupan underpass Kentungan dilakukan Satker Pembangunan Jalan Nasional (PJN) Kementerian PUPR dengan Dinas Perhubungan Sleman. Tujuannya untuk memelihara grill atau saluran air di underpass.
“Kita perlu tahu selisih antara grill yang berada di dalam underpass dengan aspal jalan tidak terlalu tinggi saat hujan turun,” kata Pejabat Pembuat Komitmen PPK) Satker PJN Kementerian PUPR Julian Situmorang, Senin (16/11/2020) silam.
Julian mengatakan, setiap hari underpass Kentungan dilewati sekitar 2.000 kendaraan. oleh sebab itu, pemeliharaan saluran air harus berpatokan dari hasil kajian tersebut.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.