Djawanews.com – Agung Harijoko, ahli vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi aktivitas Gunung Merapi berupa penggembungan.
“Tetap tenang dan jangan panik. Ikuti arahan dan patuhi rekomendasi yang disampaikan oleh BPPTKG atau BPBD setempat,” jelas Agung di Yogyakarta, Minggu (19/07/2020).
Menurutnya, sampai saat ini status Gunung Merapi yang ditetapkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta masih pada level II atau Waspada. Hal tersebut, lanjutnya, menunjukkan bahwa ancaman bahaya masih di radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
“BBPTKG menyatakan ada penggembungan di tubuh Merapi yang mengindikasikan ada magma yang bergerak di dalamnya, tapi masih lebih kecil dibanding deformasi sebelum erupsi 2010,” ungkap Agus.
Dia menjelaskan, pergerakan magma bisa berlanjut pada terjadinya erupsi, namun bisa juga tidak. Jika terjadi erupsi, erupsi yang terjadi kemungkinan adalah erupsi efusif yang akan membentuk kubah lava atau erupsi eksplosif yang memiliki daya letusan kuat.
“Erupsi Merapi bukan baru saja terjadi, tapi sudah berlangsung lama, yakni sejak keluarnya kubah lava pada 2018 lalu,” jelas Agus.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.