Djawanews.com – Memasuki musim kemarau tahun ini, wilayah Prambanan sudah terancam kekeringan. Lantas bagaimana peran pemerintah daerah untuk melakukan langkah antisipasi?
Pemkab Sleman kini melakukan sinergi antarlembaga, untuk mengatasi kekeringan, salah satunya dengan mengalihkan pengelolaan sistem penyediaan air minum masyarakat ke Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM).
Kasubbid Pertanahan dan Penataan Ruang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman, Dona Saputra Ginting menyatakan jika Prambanan yang menjadi kawasan strategis pariwisatan juga wilayah rawan kekeringan.
Dona menyatakan jika hampir setiap tahun (saat kemarau) wilayah Prambanan selalu krisis air bersih. Kekeringan terjadi di di Desa Sumberharjo, Gayamharjo maupun Wukirharjo. “Ketiga desa tersebut kerap hanya bergantung pada penyaluran air menggunakan tangki,” ternag Dona, dilansir dari Harian Jogja, (27/7).
Terkait dengan masalah kekeringan, Dona menyatakan jika Dinas PUPKP Sleman pada tahun ini telah melaksanakan pembangunan pipa distribusi utama dari Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPA) Pendekan.
DIketahui, IPA dengan kapasitas debit sekitar 20-25 liter perdetik tersebut mulanya dimaksudkan untuk menyalurkan air ke IKK Berbah, namun kemudian diharapkan dapat turut menyuplai sebagian wilayah Kalasan, Berbah dan Prambanan.
Kemudian, untuk desa-desa yang rawan kekeringan akan dialokasikan air sebanyak 8,2 liter perdetik. Alokasi air tersebut, diharapkan masalah kekeringan di Prambanan dapat teratasi. “Saat ini masih dalam tahap uji coba. Rencananya uji coba dilakukan selama tiga bulan,” katanya.
Selain kekeringan di wilayah Prambanan, simak berita menarik daerah lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.