Djawanews.com – Beberapa daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dini ketika musim kemarau. Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) yang terjadi berturut-turut serta prediksi curah hujan dasarian (10 harian) sampai dua dasarian ke depan.
“Bahwa terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis atau berkurangnya curah hujan dari keadaan normal. Dan itu terjadi dalam waktu yang panjang, bisa bulanan atau dua bulanan,” jelas Reni Kraningtyas, Kepala BMKG DIY, Kamis (23/07/2020).
Menurut Reni, kekeringan meteorologis dini tersebut dibagi ke dalam dua status, yaitu waspada dan siaga. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah (Pemda) DIY untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis terhadap sektor pertanian dan lingkungan.
“Status siaga karena telah mengalami 31 sampai 60 HTH dan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian,” katanya.
Berikut ini adalah wilayah-wilayah di DIY yang saat berstatus siaga: Kecamatan Bantul, Bambanglipuro, Banguntapan, Sewon, Srandakan, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Sanden, Pajangan, Piyungan, Pleret, Pundong (Kabupaten Bantul).
Untuk wilayah di luar Kabupaten Bantul adalah Tegalrejo dan Umbulharjo (Kota Yogyakarta); Rongkop (Gunungkidul); Galur, Panjatan, Pengasih, Kokap, Lendah, (Kulon Progo); serta Gamping, Kalasan, Berbah, Depok, Seyegan (Sleman).
Ada pula daerah di DIY yang masuk status waspada karena mengalami 21—30 HTH. Prospek peluang curah hujan kurang dari 20 milimeter per dasarian.
Daerah-daerah tersebut adalah sebagai berikut: Kecamatan Pandak (Kabupaten Bantul); Purwosari, Tanjungsari, Girisubo, Panggang, Tepus (Gunungkidul); Girimulyo Kalibawang dan Sentolo (Kulon Progo); serta Cangkringan, Minggir, Mlati, Godean, Ngaglik, Moyudan, (Sleman).
“Dampaknya mulai dari berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga,” katanya.
Puncak musim kemarau di DIY diperkirakan terjadi pada Agustus 2020.
“Secara normalnya awal musim hujan DIY dimulai pada pertengahan Oktober hingga awal November,” tambahnya.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.