Djawanews.com – Sebanyak 821 warga Kecamatan Dukun, kabupaten Magelang sampai saat ini masih bertahan di barak pengungsian yang tersebar di 9 titik tempat evakuasi akhir (TEA), mengingat status Gunung Merapi naik dari waspada ke siaga.
Kesembilan TEA tersebut berada di Kecamatan Muntilan, Mertoyudan, dan Mungkin.
Berdasarkan data Pusdalop BPBD Kabupaten Magelang, dari 821 orang yang mengungsi, 475 orang di antaranya adalah warga Desa Paten yang terdidi dari Dusun Babadan 1 sebanyak 286 orang dan Dusun Babadan 2 sebanyal 189.
Warga Dusun Babadan 1 diungsikan ke TEA di Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, sementara penduduk Babadan 2 ke barak pengungsian di Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.
Selanjutnya, warga Desa Krinjing sebanyak 116 orang juga diungsikan ke Kecamatan Mertoyudan. Rinciannya, 21 warga dari Dusun Trono, 41 warga Dusun Pugeran, dan 54 orang dari Dusun Trayem mengungsi di Gedung Balai Desa Deyangan, Mertoyudan.
Desa Ngargomulyo sebanyak 112 orang yang terdiri dari warga Dusun Batur Ngisor 20 orang mengungsi di barak pengungsian di Gedung NU Dusun Ketaron, Desa Tamanggung, Kecamatan Muntilan.
Dusun Gemer 33 orang mengungsi di Gedung Futsal di Tejowarno, Temanggung, Kecamatan Muntilan, Dusun Ngandong 39 orang dialihkan ke Gedung PPP Dusun Sidoharjo, Desa Temanggung, serta 27 orang dari Dusun Karanganyar mengungsi di PAY Muhammadiyah Dusun Nglawisan, Desa Temanggung.
Terakhir, warga Desa Keningar sebanyak 111 orang yang terdiri dari Dusun Banaran (57 orang) mengungsi di rumah Kepala Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkin, dan Dusun Gondangrejo (54 orang) mengungsi di gedung SDN 1 Ngerajek.
Semua kontruksi barak pengungsian di titik TEA dibuat ramah kelompok rentan seperti lansia, difabel, anak dan lain sebagainya, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.