Djawanews.com – Seorang warga Bantul yang kedapatan positif Covid-19 memilih pulang ke Madura, Jawa Timur daripada dirawat da diisolasi di Yogyakarta. Warga tersebut memang selama ini mengontrak di Bantul, namun ia adalah warga asli Madura, Jawa Timur.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab Bantul merasa tak bisa menolak permintaan pasien. Mereka mengatakan bahwa pasien terus merengek meminta pulang ke Madura. Tim penanganan juga sudah membujuk pasien, namun tetap gagal.
“Itu pulang atas permintaan sendiri (APS) tidak mau dirawat di Bantul. Sudah kami bujuk tapi tetap bersikeras ingin pulang ke Madura. KTP juga bukan orang Bantul di sini hanya mengontrak,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab Bantul Sri Wahyu Joko Santosa, Jumat (10/7).
Pasien laki-laki berusia 32 tahun ini jadi kasus ke-358 di Yogyakarta yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG). Laki-laki tersebut ingin pulang dengan alasan di Madura tak perlu diobati, jadi lebih baik pulang.
“Mau kami rawat tidak mau malah menolak. Dia bilang sendiri lebih baik pulang Madura. Di sana (Madura) katanya didiamkan saja enggak diobati ya sudah,” jelasnya.
Laki-laki tersebut memang memiliki riwayat perjalanan dari Madura, lalu kembali ke kontrakannya di Bantul. Sesuai dengan peraturan, pendatang memang wajib menjalani rapid diagnostic test (RDT) dan hasilnya reaktif. Ia kemudian menjalani uji swab dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan kembali positif.
“Datang seminggu lalu mau masuk kontrakan di Dlingo Bantul. Lalu rapid kalau tidak salah Sabtu atau Minggu dan hasilnya reaktif. Lalu uji swab hari Senin (6/7), hasilnya keluar kemarin (9/7) itu positif,” jelas Sri Wahyu.
Warga Bantul tersebut menolak untuk isolasi dan memilih pulang ke kampung halamannya di Madura di hari yang sama. Ia pulang dengan kendaraan pribadi. Gugus Tugas Covid-19 Bantul juga sempat mengawalnya, namun hanya sampai ke perbatasan Jawa Tengah dan DIY.