Djawanews.com – Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah dan DIY, khususnya di wilayah Gunungkidul. Pasalnya, kasus DBD di Gunungkidul hingga akhir Juli 2020 mencapai 900 kasus.
Informasi tersebut berasal dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Meski naik signifkan, laju kasus DBD terus sempat menurun karena berkurangnya intensitas hujan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, mengatakan akumulasi data dari Januari hingga hari ini, Selasa, 11 Agustus, mencapai 916 kasus. Angka tersebut bisa bertambah mengingat hari ini masih tergolong di awal bulan.
Ia menilai, puncak kasus DBD terjadi saat bulan Februari dan Maret, di mana terdapat penambahan kasus yang tinggi, mencapai 265 laporan. Di bulan selanjutnya kondisi semakin membaik.
“April sudah mulai turun data terlaporkan 131 kasus, kemudian Mei, Juni, Juli juga turun. Agustus kita belum ada laporan penanganan kasus,” jelas Sumitro, Selasa (11/08/2020).
Sebaran endemik DBD di Gunungkidul mencakup beberapa kapanewon, yakni Karangmojo, Ponjong, Wonosari, dan Patuk.
“Ada 4 orang penderita DBD yang dinyatakan meninggal dalam periode kemarin, mereka berasal dari wilayah itu (endemik),” jelasnya lagi.
Meski saat ini kasus DBD disebut menurun, ia meminta kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat juga diminta menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Sumitro juga mengatakan bahwa kasus DBD di Gunungkidul kemungkinan masih akan bertambah mengingat bulan November dan Desember rawan terjadi peningkatan kasus. Masyarakat wajib waspada dan melakukan antisipasi penyakit tersebut.