Djawanews.com – Hanya gara-gara proyek perumahan, sebuah bukit yang ada di wilayah Sleman Barat terlihat gundul dan gersang. Informasi ini pertama kali diungkapkan oleh akun Twitter Calon Bupati Sleman yang bernama @calondolanan pada 27 Jul 2020.
Dalam postingannya ia menyatakan keprihatinannya lantaran ada pihak melakukan penggundulan lahan di sebuah bukit. Setelah dibagikan, banyak netizen yang mengatakan bahwa wilayah tersebut digunakan untuk proyek pembangunan.
Berdasarkan pantauan Djawanews, hingga artikel ini diunggah cuitan tersebut telah di-retweet sebanyak 254 kali dan disukai 253 orang. Di dalam cuitan, sang pemilik akun juga beberapa kali menandai akun Bupati Sleman Sri Purnomo dan Pemkab Sleman untuk dimintai keterangan. Sayangnya hingga saat ini, Rabu 29 Juli 2020, belum ada respon dari keduanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Djawanews, bukit yang dieksploitasi itu berada di Dusun Klangkapan, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman. Masyarakat sekitar bukit mengenalnya sebagai Gunung Gedang.
Kondisi bukit tersebut memang telah gundul, hanya disisakan beberapa pohon dan tumbuhan. Namun belum jelas juga apakah pihak terkait akan menghabiskan pohon dan tumbuhan di bukit tersebut atau tidak.
Di sekitar Gunung Gedang juga terdapat alat berat yang berfungsi untuk mengeruk tanah. Menurut warga sekitar, alat tersebut beberapa waktu terakhir beroperasi. Material yang dikeruk kemudian diangkat ke dalam truk entah dibawa ke mana.
Di sekitar kawasan perbukitan tersebut terdapat papan identitas proyek yang mencantumkan nama pengembangnya, yakni The Panorama Resort. Nama yang sama juga sempat diucapkan oleh salah satu netizen yang mengomentari cuitan @calondolanan.
Dikutip dari Harian Jogja, salah satu penjaga di pintu masuk proyek menjelaskan bahwa Bukit Gedang awalnya dimiliki oleh warga setempat. Pihak pengembang kemudian membelinya untuk jadi perumahan sebanyak 300 unit. Hal ini yang kemudian disayangkan oleh netizen lantaran hanya demi proyek perumahan, sebuah bukit harus dieksploitasi besar-besaran.