Djawanews.com – Selain membantu banyak warga yang kesulitan membeli bahan makanan, gerakan swadaya Sejangkauan Tangan juga turut membantu keberlangsungan hidup para petani.
Untung Pribadi (42) dan Setyoko (32) menceritakan bagaimana gerakan yang diinisiasi pengusaha kopi, Arief Winarko sejak April 2020 ini turut membantu para petani seperti mereka.
“Hasil panen tidak bisa terjual karena banyak daerah dan pasar yang ditutup, pembatasan wilayah. Atau kalau terjual, harganya sangat murah. Kembang kol yang biasanya Rp2.000 perkilo, cuma dihargai Rp500an,” kata Untung Pribadi.
“Masak sawi hanya dihargai Rp500,- per kilonya?” Makanya kami senang ada gerakan Sejangkauan Tangan yang langsung melibatkan petani. Hasil panen kami bisa terjual. Harganya pun tidak merugikan petani karena Sejangkauan Tangan membeli dengan harga di atas harga pasar. Misalnya, jika tengkulak membelinya dengan harga Rp500, maka Sejangkauan Tangan membelinya dengan harga Rp1.000,” timpal Setyoko menambahkan.
“Mereka membeli dengan harga yang bisa menghargai jerih payah kami sebagai petani. Walaupun tidak seperti hari biasanya tapi kami cukup terbantu,” lanjut Setyoko menghargai inisiatif gerakan berbagi sayur gratis, Sejangkauan Tangan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.