Djawanews.com – Permasalahan sampah terjadi di berbagai daerah, termasuk di Klaten, Jawa Tengah. Jumlah sampah di Klaten diketahui cukup banyak, per hari produksi sampah di kabupaten tersebut mencapai sekitar 160 ton per hari.
Dari total penduduk Klaten sebanyak 1,3 juta, berarti satu orang orang Klaten menghasilkan 3 ons sampah. Sehubungan dengan hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Klaten mulai menaruh perhatian terhadap masalah ini, salah satunya melalui Bienalle Bank Sampah.
Kepala DLHK Srihadi didampingi Dwi Maryono, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Selasa (14/07/2020) menjelaskan program tersebut.
Adanya Bienalle Bank Sampah ditujukan untuk menumbuhkan mindset pengelolaan sampah secara baik dan benar. Keduanya menganggap bahwa masalah sampah adalah masalah yang berat.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, persoalan sampah juga semakin bertambah. Bahkan semakin berat dan kompleks, belum lagi jika menyangkut perilaku masyarakat.
“Masalah pengelolaan sampah, intinya adalah penanganan dan pengurangan terhadap sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Peraturan sudah dibuat, mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah bahkan sudah menyentuh level desa (Peraturan Desa). Berbagai upaya telah kita lakukan namun belum mampu mengatasi persoalan sampah,” jelas Srihadi.
Upaya yang diambil untuk menangani masalah sampah di Klaten dengan mengurangi timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Kelompk bank sampah dibentuk sebanyak 65 kelompok, sebanyak 19 TPS 3R, pembuatan 8.000 lobang resapan biopori, hingga melakukan budi daya lalat maggot (belatung). Upaya ini dilakukan demi mengurangi timbunan sampah agar beban TPA juga tak semakin berat.
Pola pikir masyarakat terhadap masalah salmpah di Klaten juga harus diubah. Masyarakat harus paham bahwa pengelolaan sampah yang berupa pemindahan, kumpul, angkut buang harus diubah. Masyarakat harus menyelesaikan sampah dari sumbernya.