Djawanews.com – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah dilaporkan mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Seberapa gentingkah situasi tersebut?
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengungkapkan bahwa kondisi Gunung Merapi berada dalam status waspada.
“Memang ada aktivitas vukanik merapi meningkat, tapi masih kecil,” ujar Hanik melansir Solopos, Jumat (10/7/2020).
Hanik mengatakan, saat ini Gunung merapi mengalami penggembungan sekitar 0,5 sentimeter perharinya.
Kendati demikian, kecepatan penggembungan tersebut masih tergolong rendah ketimbang pada pada 1010 lalu yang mencapai 130 sentimeter dalam sebulan.
Dia menyebut, ada kemungkinan Gunung Merapi akan kembali erupsi atau akan tumbuh kubah lava.
Hanik juga menuturkan sebelum 21 Juni lalu sudah ada gempa vulkanik yang terjadi baik yang sifatnya dangkal maupun dalam.
“Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, aktiviras terus ada jadi status masih waspada. Artinya aktivitasnya di atas normal,” terang Hanik.
“Akan tetapi belum membahayakn penduduk di lereng Merapi asal di dalam radius 3 KM dari puncak tidak boleh ada aktivitas warga,” tambah Hanik.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta masyarakat yang bermukim di lereng Gunung Merapi tetap waspada.
“Merapi perutnya sedang membengkak. Artinya ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magmanya. Maka posisinya masyarakat tetap waspada. Tetap bekerja tapi tidak boleh di dalam radius 3 km dari puncak Merapi,” ujar Ganjar di Jrakah, Klaten, Jawa Tengah.