Djawanews.com – Jasad seorang siswi SMP di Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan warga telah diawetkan di dalam rumah pada Minggu, 9 Januari. Jasad tersebut disimpan kurang lebih selama dua bulan oleh pihak keluarga.
Kapolsek Moga, AKP Dibyo Suryanto mengatakan, jenazah bocah perempuan berinisial SAR itu ditemukan di salah satu rumah warga di Dukuh Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Pemalang.
Dibyo menjelaskan, penemuan jenazah tersebut, bermula dari laporan warga yang merasa curiga lantaran siswi kelas 1 SMP tersebut tidak pernah kelihatan setelah dikabarkan sakit.
"Karena tidak ada yang berani ke rumah tersebut, kami Muspika ke rumah itu, didampingi RT dan tokoh agama setempat untuk memastikan peristiwa tersebut," ujarnya, dilansir CNNIndonesia.com, Rabu, 12 Januari.
Dibyo mengatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak puskesmas, SAR diduga telah meninggal dunia sejak beberapa bulan lalu.
"Informasi dari tim medis memastikan korban telah meninggal dunia sejak beberapa bulan lalu," tuturnya.
Setelah pemeriksaan, aparat melalui tokoh agama setempat kemudian meminta agar pihak keluarga dapat menguburkan jenazah sang anak. Namun, hal tersebut tidak berjalan lancar karena pihak keluarga tetap ingin menyimpan mayat sang anak dengan harapan bisa hidup kembali.
Setelah dibujuk, keluarga itu akhirnya mau menguburkan mayat SAR di samping rumahnya pada Minggu, 9 Januari, malam.
"Malam itu juga dimakamkan dan warga bertakziah dan mengantarkan ke pemakaman," ujarnya yang merupakan warga setempat.
Bukan Kali Pertama
Terpisah, Camat Moga, Umroni mengatakan, peristiwa penemuan mayat di rumah keluarga SAR tersebut bukanlah yang pertama kali. Ia mengatakan, sebelumnya orang tua SAR juga pernah melakukan perbuatan yang sama kepada jenazah sang adik.
Meski begitu, hal itu tidak berlangsung lama seperti kali ini. Ia mengatakan, jenazah sang adik ditemukan warga setelah disimpan di dalam rumah selama satu minggu.
"Ya sebelumnya juga terjadi hal serupa. Adik kandungnya (adik dari orang tua SAR) yang meninggal tidak segera dimakamkan. Yang kami tahu, (mayat itu) seminggu disimpan di rumah," tuturnya.
Umroni menjelaskan, secara lokasi, rumah keluarga SAR memang cukup terpencil di daerah pegunungan. Jarak dengan warga terdekat, kata dia, mencapai puluhan meter. Oleh sebab itu, aktivitas keluarga SAR jadi jarang terpantau oleh warga sekitar.
Berdasarkan riwayat medisnya, SAR diketahui sempat mengidap penyakit Tuberkulosis (TB) Paru sejak enam bulan yang lalu. Umroni mengatakan, warga kemudian curiga setelah siswi kelas 1 SMP itu menghilang setelah dikabarkan sakit oleh pihak keluarga.
"Sedangkan hasil pemeriksaan kondisi mayat, diduga sudah meninggal sejak 2,5 bulan lalu," ujarnya.
Ia mengatakan, pihak keluarga SAR diduga menganut aliran tertentu lantaran memiliki keyakinan bahwa kedua jenazah dapat hidup kembali apabila diawetkan dan disimpan di dalam rumah.
Oleh karena itu, Umroni mengatakan, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada pihak keluarga yang bersangkutan agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini.
"Ya ini PR (pekerjaan rumah) kita untuk kita bina dan kita pantau terus, akan kita libatkan juga MUI nantinya," pungkasnya.
Simak berita terbaru lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.