Djawanews.com – Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Pusat, Hery Trianto secara tegas membantah informasi dalam pesan berantai mengatasnamakan Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat bernama Astrid yang beredar di media sosial Facebook sepekan terakhir.
Informasi HOAKS tersebut salah satunya menyatakan bahwa mutasi Covid-19 asal India langsung menyerang paru-paru tanpa menghinggapi saluran pernapasan atas.
"Sehubungan dengan adanya informasi yang beredar di media sosial terutama di wa group yang mengatasnamakan Satgas serta memakai nama Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat, maka dapat disampaikan bahwa informasi tersebut tidak pernah dikeluarkan dan tidak ada nama bersangkutan dari Satgas Covid-19 Pusat," ujar Hery dikutip dari laman resmi Kominfo.
"Penjelasan resmi dari Satgas Covid-19 Pusat dapat diikuti melalui media sosial resmi BNPB, Covid19.go.id, @lawancovid maupun jalur resmi lainnya," tegasnya.
Terpisah, menanggapi isi pesan tersebut, dr.Muhamad Fajri Adda'i mengatakan belum ada bukti ilmiah terkait mutasi Covid-19 langsung menyerang paru-paru.
"Isi pesan ini masih opini dan belum ada pembuktian bahwa virus covid-19 itu langsung menyerang paru-paru tanpa hinggap di saluran pernafasan atas. Publikasi terkait varian baru virus covid-19 belum terdeteksi PCR belum ada sejauh ini," jelas dr. Fajri.
- Tidak Hanya Indonesia yang Alami Lonjakan Drastis Kasus COVID-19, 5 Negera Ini Juga Alami Hal Serupa
- Masyarakat Badui Nol Kasus COVID-19 Mirip Kota Kecil Gunnison saat Flu Spanyol Menghantam Dunia
- Komunitas Relawan COVID-19 Yogyakarta Menyerah: Berita Lonjakan Kasus Hanyalah Puncak Gunung Es dari Fakta Sebenarnya
Pernyataan resmi tersebut sekaligus mematahkan informasi HOAKS mengatasnamakan Satgas covid-19 Pusat yang salah satunya didengungkan akun Facebook Putu Lhaksmi pada 30 April 2021 dengan narasi berikut:
"Dari WAGDear Bapak/Ibu Ketua Tim Satgas Pusat dan Daerah beserta jajaran
Pagi semua...semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan perlindungaNya.bapak ibu, kasus india sangat seram.mari kita belajar dari kasus india...peningkatan kasus pada gelombang ke-2 saat ini, jauh lebih berbahaya, karena :
- window time jauh sangat singkat. mutasi virus terbaru di india, lebih seram. virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru (akibatnya pneumonia). sehingga gejala awal seolah tidak ada (shg tidak ada batuk, demam, nyeri sendi, lemes). tidak heran meningkatkan angka kematian yang sangat pesat, dan hasil swab sellau negatif. namun jka di X-Ray, paru oarunya penuh bercak putih (pneumonia). Sedihnya, orang merasa baik baik saja, padahal dia sedang menuju sekarat...
- jika dilakukan swab nasal/hidung dan faring (perbatasan lapisan dalam antara permukaan hidung dengan tenggorokan) sellau negatif covid. krn virusnya langsung ke paru oleh karenanya , yang terbaik adalah :
- prokes 5M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas/efisiensi dan efektifkan waktu kegiatan anda).
- jangan euforia dengan sertifikat telah divaksin, karena tidak ada gunanya jika tidak menerapkan prokes
- memperketat komunikasi ke setiap jajaran masing masing hingga pelaksana teknis terbawahAstrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat"
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.