Djawanews.com – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menanggapi proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan.
Menurutnya, proyek tersebut tidak akan lepas dari subjektivitas, sehingga partainya juga akan menulis ulang sejarah sebagai tandingan versi pemerintah.
"Soal penulisan sejarah, ini kan subjektivitas pasti ikut campur, 100 persen ikut campur subjektivitas, kan begitu," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 16 Juni.
"Terhadap penulisan sejarah ini gimana Pak Pacul, yang diinisiasi oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, ini gimana sikap PDI Perjuangan? PDI Perjuangan juga akan menulis sejarah," sambungnya.
Dia tak mempermasalahkan pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan, menulis ulang sejarah Indonesia. Namun, penulisan itu diyakini tidak akan lepas dari subjektivitas.
Hanya saja, sejarah yang ditulis ulang jangan lantas dicap sebagai yang paling benar.
"Subjektivitas akan mempengaruhi, oke. Ini yang disadari, jangan kemudian sok bener-beneran nggak bisa, ya," kata Bambang.
Wakil Ketua MPR itu lantas menyinggung prihal peristiwa pemerkosaan massal yang terjadi saat kerusuhan Mei 1998. Peristiwa kelam itu sempat disangkat oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Dia lantas mengingatkan pernyataan Presiden ke-3 RI B.J Habibie yang mengakui peristiwa kekerasan seksual terhadap perempuan di akhir era Orde Baru.
"Bahwa subjektivitas Pak Pak Fadli Zon mau memengambil cara yang berbeda, ya dipersilahkan, nanti kan ditabrakkan dengan ayat fakta," kata Bambang.