Djawanews.com – Sosok Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi sorotan karena terlihat menjaga jarak atau menjauhi semua aktivitas yang terkait dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212. Padahal PA 212 telah berjasa memenangkannya dalam Pilkada DKI Jakartta beberapa tahun silam.
Seperti diketahui, AniesAnies sudah dua kali tidak hadir di acara reuni 212. Tahun lalu saat acara reuni digelar secara virtual, Anies juga tampak absen.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai sikap Anies tersebut sebagai bentuk jaga jarak terkait kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Anies terlihat mulai menjaga jarak demi kepentingan Pilpres 2024. Jangankan hadir, bahkan tahun ini izin acaranya (reuni 212) saja tidak dikasih,” kata Ujang Komarudin, mengutip Kompas.com, Jumat, 3 Desember.
Namun, Ujang memandang wajar apabila Anies mulai menjaga jarak dengan kelompok PA 212.
Terlebih sikapnya tersebut semata-mata sebagai langkah politik demi kepentingan agenda Pemilu 2024.
Menurut Ujang, jika Anies ingin maju di pilpres 2024, maka dia harus mendapatkan dukungan dari semua kalangan dan tidak melulu dengan salah satu kelompok.
Anies boleh diuntungkan dari gerakan kelompok tersebut saat Pilkada DKI 2017, namun tentunya dinamika politik nasional jauh berbeda.
Di samping itu kelompok 212 juga selama ini sering diidentikkan dengan kelompok garis keras.
Itulah sebabnya, Anies mulai menjauh sebab enggan dicap sebagai tokoh yang mendukung gerakan radikal dan jadi bulan-bulanan lawan politiknya jika maju di kancah Pilpres 2024.
“Anies kalau hanya didukung 212 itu sesuatu kekurangan. Anies kalau mau capres harus didukung semua kalangan,” imbuhnya.