Djawanews.com – Amerika Serikat berencana melakukan vaksin dosis keempat setelah selesainya vaksin booster. Hal itu disebabkan ditemukannya varian deltacron di Eropa.
Salah satu pimpinan perusahaan farmasi di AS, Albert Bourla mengatakan bahwa orang yang sudah melakukan vaksin ketiga akan membutuhkan vaksin keempat nanti pada akhir tahun 2022. Virus COVID-19 tidak akan berakhir begitu saja.
Orang harus belajar hidup berdampingan dengan virus. Oleh sebab itu tidak cukup vaksin dosis ketiga atau booster, namun harus dilakukan vaksinasi dosis keempat atau disebut booster kedua.
“Perlindungan yang didapatkan dari dosis ketiga cukup baik. Sebenarnya cukup baik untuk rawat inap dan kematian. Namun ini tidak terlalu bagus untuk melawan infeksi dan tidak bisa bertahan lama,” kata Bourla, dikutip dari marketwatch.com pada Rabu, 23 Maret.
Booster kedua telah disetujui oleh beberapa orang dengan meningkatkan kekebalan. Ia berharap vaksinasi booster menjadi kegiatan rutin tahunan seperti suntikan flu.
Ia juga menambahkan bahwa perusahaan Pfizer sedang mengerjakan vaksin yang memberikan perlindungan yang lebih baik. Pfizer PFE, -2,00% saat ini sedang membuat vaksin yang akan melindungi terhadap semua varian virus termasuk omicron.
“Kita sedang membuat sesuatu yang bisa melindungi dari virus setidaknya selama satu tahun. Dan jika kita bisa membuatnya, maka akan sangat mudah kita bisa kembali benar-benar seperti dulu.” Ujarnya lagi.
Bourla mengharapkan data dari uji coba vaksin pada anak-anak di bawah usia 5 tahun akan siap pada bulan April. Jika ini terbukti berhasil dan disetuji, maka akan dilakukan vaksin pergtama pada bulan Mei.
Varian baru COVID-19 yang disebut sebagai deltacron adalah gabungan antara varian delta dan omicron.
Telah terdeteksi di beberapa negara Eropa, meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu lebih menular atau lebih mematikan daripada yang lain.
WHO mengkonfirmasi varian tersebut ditemukan dalam jumlah kecil di Prancis, Belanda dan Denmark.
“Kami belum melihat perubahan epidemiologi dalam taraf yang signifikan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang dilakukan. Pandemi masih jauh dari kata selesai,” ujar pejabat WHO Koordinator Penanganan COVID-19, Maria Van Kerkhove, dalam salah satu konferensi pers.