Djawanews.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan kekhawatirannya atas tingginya angka perceraian di Indonesia yang mencapai 33 persen dari total pernikahan setiap tahun. Data terbaru menunjukkan, dari 120.000 pernikahan, sekitar 32 persen berakhir dengan perceraian.
"Angka perceraian itu sudah di atas 30 persen. 33 persen perceraian setiap tahun. 120 ribu orang yang kawin, dan 32 persen diantara itu cerai," kata Nasaruddin Umar dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BP4 tahun 2025 bertema 'Dengan Cinta Menuju Keluarga Bahagia' yang digelar di Jakarta, Selasa 22 April.
Tentunya, hal ini menjadi masalah dan harus segera ditangani dengan baik.
"Sekarang ini ada sebuah ancaman yang sangat besar bagi bangsa ini: tingginya angka perceraian. Tingginya angka perceraian dan menurunnya pelaksanaan perkawinan," katanya.
Dampak perceriaan, kata Menag, akan muncul masalah baru yaitu kemiskinan dan kasih sayang seorang anak dari orang tuanya.
"Kalau terjadi perceraian, akan muncul dua orang miskin baru, yang namanya perempuan dan anak-anak. Kenapa? Perempuan, dia enggak dapat apa-apa. Anak, kasihan, dia menderita," katanya.
"Nah, kita lihat patologi sosialnya apa? Anak-anak nakal, yang pada umumnya adalah korban keretakan rumah tangga, egoisme kedua orang tuanya, anaknya yang terlantar. Kami punya penelitian bahwa di lembaga-lembaga rehabilitasi anak-anak nakal itu, pada umumnya anak-anak nakal itu adalah anak-anak broken home, orang tuanya itu cerai," tambahnya.
Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah untuk memutuskan melakukan perceraian dalam rumah tangga. Begitu juga kepada para hakim agar tidak gampang memutuskan perkara soal perceraian di Indonesia.
"Jadi kita mengimbau kepada masyarakat, kalau perlu BP4 nanti ini akan mengusulkan undang-undang, bagaimana pemerintah, bagaimana negara menyelamatkan keutuhan rumah tangga ini. Dan kita juga mengimbau kepada hakim-hakim agama, jangan terlalu gampang menceraikan orang. Kalau masih bisa diadakan penasehatan, jangan dulu. Nah, kalau terjadi perceraian, ingat, itu pasti akan dampak sosialnya besar sekali," katanya.