Jakarta, (07/01/2020) – Gunung Anak Krakatau erupsi pada pukul 07.36 WIB pagi ini. Akibat letusan tersebut dapat diamati muntahan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 200 meter.
Dilansir dari Liputan6.com, Gunung Anak Krakatau yang kini memiliki tinggi 157 meter (dari permukaan laut) tersebut, menyebarkan letusan abu vulkanik ke arah tenggara. Durasi letusan bahkan mencapai 1 menit 41 detik, dengan ampitudo letusan 36 mm.
Meskipun Anak Krakatau bukan merupakan salah satu gunung tertinggi di Indonesia, namun aktifitasnya patut untuk diwaspadai dan diamati.
Erupsi Anak Krakatau yang terjadi hari ini merupakan letusan yang pertama kalinya di tahun 2020. Hal tersebut membuat pihak yang terkait menaikkan level status gunung bawah laut tersebut.
Gunung Anak Krakatau Berstatus Waspada
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Lampung, Andi Suandi, dilansir dari Merdeka.com menyatakan jika Gunung Anak Krakatau memiliki status level II atau berstatus waspada.
Andi mengimbau pada seluruh masyarakat dan nelayan yang melintasi dan beraktifitas di sekitaran gunung, agar tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari kawah gunung. Hal tersebut dilakukan agar mereka tidak terlempar material yang dimuntahkan gunung.
Pada akhir tahun 2019, tepatnya tanggal 29 Desember, Gunung Anak Krakatau juga erupsi dengan memuntahkan abu setinggi 1000 meter, dan ketinggian kolom abu mencapai 2000 meter.
2019 Anak Krakatau Erupsi Ratusan Kali
Hal tersebut membuat status Anak Krakatau mengalami kenaikan pada level waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagaimana dilansir dari Liputan 6 mencatat, jika sepanjang tahun lalu Anak Gunung Krakatau mengalami erupsi ratusan kali.
Gunung Anak Krakatau sendiri merupakan gunung vulkanik yang muncul pada tahun 1927 atau 40 tahun setelah Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat. Wikipedia Indonesia mencatat jika setiap bulannya Anak Krakatau mengalami pertumbuhan tinggi sekitar 0.5 meter.
Meskipun dalam beberapa tahun ini Anak Gunung Krakatau sering mengalami erupsi dan diprediksi akan meletus, Profesor Ueda Nakayama yang merupakan ahli gunung api dari Jepang, menyatakan jika Anak Krakatau masih aman.
Meskipun aman, para wisatawan dan masyarakat sekitar dilarang mendekati kawasan gunung, karena sewaktu-waktu gunung dapat memuntahkan lava pijar. Hal tersebut dikarenakan ketika Anak Krakatau erupsi tidak pernah dapat diprediksi.