Djawanews.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Food Station Tjipinang Jaya menjalin pertanian kontrak (contract farming) seluas 8.000 hektare di Jawa dan Lampung hingga triwulan pertama 2025. Langkah ini bertujuan menjamin stok beras bagi ibu kota.
"Sampai dengan triwulan pertama 2025, kalau dibandingkan dengan periode sama 2024 kita sudah 29 persen lebih tinggi," kata Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Karyawan Gunarso di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 14 Mei
Menurut dia, pertanian kontrak yang dilakukan DKI Jakarta merupakan upaya untuk mengamankan stok pasokan kebutuhan pokok, khususnya beras bagi warga Jakarta.
Ia menjelaskan dari 8.000 hektare sawah pada triwulan pertama, produksi yang telah terealisasi sebanyak 5.997 ton beras atau meningkat 29 persen dibandingkan pada triwulan pertama 2024.
Program pertanian kontrak ini, kata dia, berada di Kabupaten Indramayu, Subang, Karawang, Bandung, Cilacap, Demak, Sidoarjo, dan Ngawi.
"Dari 8.000 hektare sawah ini diharapkan pada akhir tahun bisa memenuhi target penyerapan 22.000 ton," ujarnya.
Selain sistem pertanian kontrak, perusahaan daerah itu didukung dengan kemitraan dari mitra-mitra produksi untuk mengamankan pasokan beras.
Mereka tersebar di Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung, dengan total kapasitas 13.000 ton, kemudian ditambah dengan kapasitas produksi milik food station sendiri, yang jumlahnya adalah 5.500 ton.
"Sehingga dengan dua kekuatan infrastruktur dari mitra produksi serta kegiatan pertanian kontrak, maka ini yang menjadi dasar dalam memperkuat stok pangan di Jakarta," ujarnya.