Djawanews.com – Di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata ada Alquran yang ditulis dengan tangan berusia dua abad.
Alquran tersebut tersimpan dengan baik di kediaman Jayani Zaini, warga Dusun Wonodoyo, Sumbergiri, Kecamatan ponjong.
Dikatakan Jayani, Alquran langka ini diterimanya secara lisan. Dari ceritanya, ada seseorang ketururan Majapahit dengan nama KRT Wiroyudo yang mendakwahkan ajaran agara Islam di Gunungkidul pada tahun 1800-an.
“Beliau tinggal di wilayah Umbulrejo, tak jauh dari rumah saya ini. Kemudian memiliki dua anak yang disekolahkan ke Arab Saudi. Ketika pulang ke Gunungkidul, keduanya diminta untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Wonosari dan Tepus,” ucap Jayani.
Salah satu anaknya bernama Mummad Ihsan. Dia kemudian menjadi abdi dalem di Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat.
Karena jasa Ihsan begitu besar, dia diberi tanah Merdikan sekitar 1 hektare di Padukuhan Wonodoyo dan memperistri salah seorang perempuan dari kraton.
“Setelah menikah beliau mendirikan rumah limasan dari joglo sederhana. Dia juga mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Rudhotul Qulud serta membangun masjid Al Jami’ yang tertulis di sekiar masjid didirkan tahun 1824,” sambung Jayani.
Penyebarluasan Islam terus dilakukan oleh trah Wiroyudo ini. Sebuah Alquran bersampulkan kulit ditulis tangan. Hingga ahkirnya Jayani diamanahi untuk menjaga dan merawat Alquran tersebut.
“Kemungkinan Alquran ini dibuat sejak masa Muhammad Ihsan untuk menyebarluaskan Islam di kalangan masyarakat, namun saya kurang paham kapan ditulisnya,” kata Jayani.
Sementara itu, Kepala Bidang Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Agus Mantra menyampaikan, Alquran yang disimpan Jayani ditulis sekitar tahun 1824.
“Untuk Alquran itu kemungkinan ditulis sekitar tahun 1824. Kita terus lestarikan karena ini bisa menjadi salah satu bagian wisata religi dan sejarah,” tutur Agus.