Djawanews.com - Jempol mu bisa bertanggung jawab terhadap nyawa seseorang. Jangan sembarangan meneruskan pesan berantai jika informasinya belum tentu benar.
Seorang warganet membagikan kisah memilukan kepergian ayahnya yang kalah berperang melawan Covid-19. Dibanding penyakit bawaan, warganet ini merasa berita hoaks adalah penyebab utama kepergian ayahnya.
Cerita ini dibagikan oleh warganet pemilik akun @HelmiIndraRP di Twitter. Kisahnya viral dan sudah banyak dibagikan orang.
"Papah Saya baru saja meninggal positif Covid dengan komorbid diabetes. Setelah pertarungan beberapa hari akhirnya Papah kalah perang melawan COVID-19. Lalu apa yang menyebabkan Papah kalah? Hoax berperan besar dalam hal ini diluar komorbid," tulis Helmi.
Helmi bercerita bagaimana kondisi ayahnya yang terus menurun usai dinyatakan positif Covid-19. Ketika saturasi semakin menurun, ayah Helmi ini akhirnya mau dibawa ke IGD RS.
"Masuk IGD RS jam 3 pagi untuk dibantu nafas menggunakan Oxygen Jam 11 siang bisa masuk ruang isolasi Jam 2 siang Papah sudah tidak bernafas lagi," keluhnya.
"Hoax berperan besar yang membuat Papah akhirnya kalah melawan Covid. Papah meninggal karena percaya dengan berita hoax yang tersebar di sosial media. Entah di di grup WA , Facebook, Instagram , Twitter ataupun dari sumber sumber lain," lanjut dia lagi.
Semenjak pandemi, memang berbagai pesan berantai seringkali mampir ke setiap gawai banyak orang. Rata-rata informasi yang diteruskan belum tentu tervalidasi kebenarannya. Dan ini juga yang dialami ayahnya Helmi.
"Mulai dari hoax setiap masuk rumah sakit akan dicovid kan, interaksi obat membuat meninggal, vaksin ada kandungan babi dan dari China, dan banyak lainnya. Gara gara sering bersliweran berita ini di grup WA dan Facebook Papah jadi percaya hoax hoax ini," kata dia.
"Akibatnya Papah ga mau divaksin Karena percaya hoax ini. Padahal vaksin bisa membantu meredakan gejala Ketika terpapar Covid. Ketika akhirnya terpapar pun ga mau minum obat yang seharusnya diminum karena percaya berita hoax tentang interaksi obat dapat membunuh," tulis dia lagi.
Helmi berpesan supaya kita jangan lagi meneruskan dengan gampang berbagai berita yang tak jelas kebenarannya. Malah lebih baik informasi itu disanggah dengan berita yang teruji.
"So stop share berita Hoax, report akun yang suka share berita hoax, dan counter narasi minimal di grup WA keluarga," tandasnya.