Djawanews.com – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan alasan memilih bertemu dengan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno di Simpang Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis, 18 September.
Ahok mengatakan Simpang Semanggi merupakan hasil kerja sama antara Pemprov DKI dan swasta yang memberi nilai manfaat bagi masyarakat.
Jika bakal pasangan cagub-cawagub Jakarta usungan PDIP ini memenangkan Pilkada 2024, Ahok berharap Pramono-Rano bisa meneruskan pola pembangunan infrastruktur seperti yang ia lakukan.
"Jadi saya kira inilah yang Mas Pram dan Bang Rano akan teruskan pola-pola kerja sama dengan swasta yang bisa menguntungkan seluruh stakeholder," kata Ahok di simpang Semanggi.
Ahok menjelaskan, Simpang Susun Semanggi dibangun tanpa menggunakan APBD sepeser pun. Ahok membangun Simpang Susun Semanggi dengan dana kewajiban koefisien lantai bangunan (KLB) perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
"Saya bilang ini bukan CSR (corporate social responsibility). banyak orang berpikir ini bangunnya CSR, bukan. Ini kewajiban dari perusahaan Jepang. Ini ada kajian dari timnya Universitas Tarumanegara. Jadi kebijakan yang kita bikin itu adalah menguntungkan semua pihak," jelas Ahok.
Sementara itu, Pramono mengaku mendapat banyak ilmu mengenai pengelolaan Jakarta dari Ahok. Pramono menangkap bahwa dirinya dan Rano patut melanjutkan warisan mantan Gubernur Jakarta yang dianggap bermanfaat untuk warga.
"Salah satu peninggalan luar biasa dari Pak Ahok adalah di Simpang Semanggi ini. maka kenapa kemudian ketika Pak Ahok menawarkan di Simpang Semanggi saya senang sekali karena selalu mengingatkan saya setiap hari Sabtu selalu melewati Tanjakan Ahok," urai Pramono.
Dalam pertemuan tersebut, Ahok, Pramono, dan Rano berbincang bersama di kawasan taman Semanggi dalam suasana santai. Ketiganya juga sempat berfoto bersama petugas Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang tengah bekerja.