Djawanews.com – Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana angkat bicara soal pernyataan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando yang menyebut Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan politik dinasti. Menurut Huda, Ade perlu belajar sejarah tentang peran Kesultanan Yogyakarta dalam terbentuknya NKRI.
"Ade Armando perlu belajar sejarah bagaimana NKRI ini terbentuk dan bagaimana peran Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Pakualam dalam berdirinya NKRI," kata Huda, dalam keterangannya, Senin 4 Desember.
Huda menyebut, pernyataan Ade yang mengatakan Yogyakarta menerapkan politik dinasti adalah kebodohan dan kedangkalan pemahaman yang memalukan. "Anak-anak SD saja tahu bagaimana sejarah peran Yogyakarta terhadap NKRI," ujarnya.
Menurutnya, keistimewaan DIY diperjuangkan oleh hampir semua elemen dan semua warga saat itu. Secara hampir aklamasi, warga DIY menghendaki disahkannya Undang-Undang Keistimewaan.
"Saat ini setelah disahkan, (UU Keistimewaan) dirasakan manfaat nyatanya bagi warga DIY. Keistimewaan DIY juga sudah menjadi semacam kebutuhan kultural bagi rakyat Yogyakarta," papar Huda.
Apalagi dia melihat kepemimpinan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY Paduka Pakualam adalah kehendak masyarakat DIY yang disahkan menjadi undang-undang. Sultan adalah juga raja Keraton Yogyakarta, sedangkan Pakualam pemimpin Pura Pakualaman.
"Ini adalah sangat demokratis, kehendak masyarakat yang dilegalkan dengan UU Keistimewaan," ujar politisi PKS ini.
Ia menambahkan, selama 10 tahun menjadi anggota DPRD di DIY, ia melihat sikap Sultan sangat demokratis dan egaliter. "Beliau mencontohkan sikap dan keteladanan sebagai pemimpin yang sangat berkelas. Sekali lagi saya minta Pak Ade Armando minta maaf pada masyarakat Yogyakarta karena saya yakin banyak yang tersinggung, bukan hanya saya," kata Huda.
Sebagai warga Yogyakarta, Huda merasa tersinggung atas pernyataan Ade Armando. Menurutnya, pernyataan Ade kurang pantas dan menuntut pegiat media sosial itu minta maaf.
"Sebagai politisi mestinya lebih cermat berstatement, kecuali memang demikian sikap politiknya. Jika memang demikian sebagai sikap politik ya silakan masyarakat menilai, tetapi saya tetap menilai statement itu tidak pantas dan menunjukkan kebodohan," tuturnya.
Sebelumnya beredar video Ade yang mengkritik aksi mahasiswa di Yogyakarta tentang politik dinasti. Padahal, kata Ade, mereka berada di Yogyakarta yang menerapkan politik dinasti. Belakangan Ade meminta maaf atas video tersebut.