Djawanews.com - Kenaikan harga batu bara termal Newcastle membuat Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia ikut naik. Produksi yang lebih lambat dan kerja sama dengan China untuk ekspor menjadi katalis positif untuk harga batu bara.
Harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka ditutup melemah nyaris 2% pada perdagangan kemarin, Selasa (6/4/2021). Kendati turun harga batu bara masih di 90,1 dollar AS per ton.
Sementara harga batu bara Newcastle cenderung naik bulan lalu. Kenaikan ini diikuti dengan peningkatan HBA April 2021 sebesar 2,61% dari bulan sebelumnya. Harga ini naik 2,21 dollar AS per ton dari posisi 84,47 dollar AS per ton pada Maret lalu.
Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi, tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China. Soal ekspor, RI sedang berupaya menggenjot pengiriman batu bara ke China sebanyak 200 juta ton tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memproyeksikan ekspor batu bara tahun 2021 ke China sebesar 160 juta ton. Hendra mengatakan target 160 juta ton ini masih dibahas dalam conference call dengan pihak China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA).
"Namun tentu hasilnya sangat tergantung dengan kesepakatan business-to-business (B to B) dan juga kuota impor Tiongkok," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa, (06/04/2021).
Sebelumnya Hendra pernah menyampaikan harapan ekspor batu bara ke China tahun ini bisa mencapai 200 juta ton. Menanggapi pernyataan sebelumnya, Hendra menyebut angka 200 juta ton adalah angka di MoU.
Menurutnya ekspor ke China tahun lalu mencapai sekitar 140 juta ton. Mengejar ekspor 200 juta ton seperti di dalam MoU dia sebut tidak bisa serta merta.
Dari sisi produksi, output di kuartal pertama tahun ini kemungkinan akan lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Curah hujan yang cukup tinggi dia sebut menjadi penyebab turunnya produksi di Kuartal I tahun ini.
Meski di Kuartal I diproyeksikan lebih rendah, namun sampai akhir tahun 2021 diproyeksikan produksinya bisa mencapai lebih dari yang ditargetkan pemerintah. Seperti diketahui tahun ini target pemerintah mengenai produksi batu bara adalah 550 juta ton.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.