Djawanews.com – Google tidak akan mentoleransi keberadaan teori konspirasi yang menyangkutpautkan penyebab virus Coroan Covid-19. Semua iklan yang memuat hal tersebut akan mulai dihapus per 18 Agustus 2020 mendatang.
Dikutip dari The Verge pada Sabtu (18/7/2020), perusahaan teknologi terbesar itu juga tidak akan memberi kesempatan bagi laman yang memuat informasi tentang Covid-19 untuk dapat iklan atau demonetisasi.
Juru bicara Google sudah memberi konfirmasinya atas kebijakan baru ini dan ia mengatakan bahwa kebijakan akan mencakup halaman yang bertentangan dengan “konsensus ilmiah otoritatif” pandemi Covid-19.
Google tidak hanya mendemonstrasikan klaim kesehatan palsu, mereka juga akan melakukan hal yang serupa untuk klaim tidak benar tentang asal-usul virus ini.
“Kami menerapkan perlindungan tambahan dengan memperluas kebijakan klaim kesehatan kami yang berbahaya bagi penerbit dan pengiklan agar memasukkan konten berbahaya tentang krisis kesehatan yang bertentangan dengan konsensus ilmiah,” ungkap juru bicara kepada The Verge.
Google dan media website besar lainnya sudah berjuang dengan memberikan informasi yang terus berubah di tengah pandemi. Hal ini menyebabkan peredaran informasi yang tak benar semakin banyak.
Artinya, Google akan melarang semua website non-pemerintah yang berhubungan dengan Covid-19 mulai Maret lalu di seluruh Platformnya.
Salah satu dampak sudah dirasakan oleh The Epoch Times, media massa yang kerap menyebarkan dan memiliki iklan teori konspirasi Covid-19. Media tersebut sempat mendapatkan banyak iklan dari Google. Namun dengan adanya perubaha, Google memindahkan iklannya.