Djawanews.com – Ingus laut menimpa pantai Turki yakni di sepanjang pesisir Laut Marmara. Lumpur berlendir di kawasan tepi pantai membuat lumpuh destinasi wisata andalan di kawasan Laut Hitam itu, bahkan tanpa ada pandemi.
Bagaimana ingus laut bisa terjadi? Lumpur berlendir yang menutupi pantai Turki berasal dari jutaan rumput laut yang membusuk lantaran kelebihan asupan nutrisi. Proses pembusukan rumput laut ini dipicu oleh peningkatan suhu Bumi, serta polusi yang berasal dari air limbah selokan yang tak terkelola dengan baik.
Kemunculan Ingus Laut Bukanlah Hal Baru bagi Turki
Sebenarnya ingus laut ini bukanlah kali pertama terjadi di Turki. Kemunculan lumpur berlendir di pantai-pantai Turki sudah mulai mengemuka sejak 2007, namun menurut keterangan pemerintah setempat, problem tersebut makin memburuk selama dua tahun terakhir. Bahkan kawasan pesisir Kota Istambul bahkan mengalami problem ‘Ingus Laut’ terburuk sepanjang sejarah pada 2021.
Keberadaan ingus laut tersebut selain melumpuhkan pariwisata, sekaligus mematikan industri perikanan, lantaran kapal nelayan mustahil melaut mengingat lumpurnya amat tebal.
"Kami akan melakukan berbagai cara agar lumpur-lumpur tersebut dapat segera dibersihkan dari pantai-pantai Turki,” demikian pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan seperti dikutip Djawanews dari Vice Indonesia.
Karena kondisi terlanjur memburuk, Menteri Lingkungan Turki Murat Kurum menyatakan area sekian kilometer di pantai akan ditetapkan sebagai kawasan dilindungi. Baru setelahnya akan dilakukan konservasi untuk mengurangi rumput laut yang membusuk.
“Kami memperkirakan proses pembersihan lumpur ini butuh waktu minimal tiga tahu. Memang lama, tapi tidak ada cara lain agar masa depan ekosistem di pantai bisa terjaga,” ujarnya.