Pada umumnya material jalan di Indonesia terbuat dari beton dan aspal. Kedua material tersebut ternyata memiliki pengaruh berbeda pada ban kendaraan.
Banyak yang menganggap bahwa jika kita sering berkendara di jalan beton maka ban gampang aus. Apakah benar demikian?
Partisi otomotif, Yusuf Wibisono membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya kontur jalan beton lebih cepat mengikis ban dari aspal. Hal ini dikarenakan jalan beton memiliki sifat lebih keras dan permukaan cenderung kasar.
Material ban yang terbuat dari karet dan sering melintas di jalan beton maka akan sangat berpengaruh dan dapat membuat ban gampang aus. Yusuf menggambarkan seperti halnya buah yang digesek di atas alat parut.
Gesekan yang terjadi akan lebih berat antara ban yang berasal dari material karet dan beton yang bersifat keras dan cenderung kasar.
Meski demikian saat ini banyak produsen ban yang telah memperhatikan hal tersebut. Sehingga mereka berusaha memproduksi ban yang memang lebih kuat meski melintasi beton.
Untuk itu, melintas di jalan beton bukan menjadi satu-satunya alasan ban gampang aus. Perawatan dan gaya berkendara juga sangat berpengaruh terhadap kondisi ban kendaraan.
Gaya berkendara yang agresif, kecepatan tinggi, serta sering melakukan pengereman mendadak menjadi hal yang dapat membuat ban gampang aus. Selain itu, orang terkadang kurang memperhatikan perawatan ban, seperti tekanan udara dan tidak merotasi ban.
Merotasi ban kendaraan penting agar pemakaian ban lebih optimal. Hal ini juga untuk menghindari pengikisan ban yang hanya sebagian.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan yang disebabkan pecah ban beberapa waktu lalu, maka Anda harus rutin mengecek kondisi ban kendaraan.
Perhatikan tekanan ban kemudian apakah ban masih layak atau permukaan ban sudah tipis. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan rem kendaraan apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.