Bung Hatta atau Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden Indonesia yang pertama dan dikenal sebagai pasangan pemimpin Soekarno. Orang yang sangat berperan dalam kemerdekaan Indonesia tersebut lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan tutup usia di Jakarta pada 14 Maret 1980.
Sebelum dan sesudah Indonesia merdeka, peran Bung Hatta sangatlah vital. Salah satu komitmen Bung Hatta adalah pada demokrasi di Indonesia dan dikeluarkannya Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi di Indonesia.
Djawanews – Bung Hatta adalah keturunan dari Syech Abdurrahman Batuhampar yang merupakan ulama yang disegani pasca Perang Padri, dan (dari ibunya) adalah saudagar sukses di Batavia.
Hatta dibesarkan dan dididik di lingkungan keagamaan yang kuat, selain itu dirinya mengenyam pendidikan formal di beberapa sekolahan di antaranya sekolah rakyat, ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang), dan Prins Hendrik School.
Terdapat hal menarik dari sosok Bung Hatta yaitu kepiawaiannya dalam bermain bola, bisa jadi jika dirinya tidak terjun di dunia politik adalah seorang pemain bola proffesional.
Historia mencatat jika keahliannya bermain bola berkembangan saat dirinya sekolah di MULO Padang.
“Aku tidak boleh bermain bola, dia (neneknya, red) takut kakiku patah. Sekarang aku bebas. Aku bermain di tanah lapang dengan bola yang agak kecil, bola kulit yang dipompa. Saban sore pukul 17.00, aku sudah di tanah lapang. Kalau tidak bertanding, kami berlatih menyepak bola dengan tepat ke gawang,” jelas Hatta dalam otobiografinya berjudul Untuk Negeriku.
Kemudian Hatta masuk klub sepakbola Swallow dan dikenal sebagai sebagai pemain bertahan yang tangguh dan sukar dilewati lawan. Di klub tersebut, Hatta juga dipercaya sebagai bendahara lantaran kepiawaiannya mencatat keuangan.
Saat Bung Hatta menjadi anggota Jong Sumatranen Bond (JSB), dirinya masih aktif bermain bola dan menjadi penyerang tengah. Bahkan dirinya tercatat mempersembahkan juara Piala Sumatra Selatan tiga tahun terturut-turut.
Hingga Bung Hatta diasingka Belanda di Boven Digul, Papua kegemaran sepak bolanya tidak luntur. Di sana beliau bersama Sutan Sjahrir, Mohamad Bondan, dan tahanan politik lainnya menggelar pertandingan bola laga persahabatan.
Hingga dirinya menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta masih aktif menjadi pengamat sepak bola. Bahkan dalam pertandingan laga PSSI melawan tim dari India, Aryan Gymkhana (Mei 1952), di Tribun Lapangan Ikada Bung Hatta beradu argumen dengan Soekarno tentang kekahalan PSSI.