Djawanews.com – Sebuah toko ritel gitar terbesar di Amerika Serikat (AS) mengajukan pailit. Toko tersebu adalah Guitar Center. Pengajuan pailit dilakukan setelah toko tersebut dihajar pergolakan ekonomi pada masa pandemi.
Banyak toko gitar dari perusahaan tersebut yang ditutup pada Maret 2020, sejak diberlakukan lockdown di AS. Perusahaan tersebut sebelumnya memiliki 269 toko yang sebagian besar terdapat di pusat perbelanjaan. Untuk menyiasati keadaan, perusahaan berusia 61 tahun itu telah menggeser bisnis ke pelaharan musik virtual. Sayangnya, kebangkrutan tak mampu dibendung lagi.
Sementara manajemen Guitar Center reorganisasi, perusahaan mengajukan pailit dan penundaan kewajiban agar mampu bertahan beroperasi. Mereka mengaku bahwa ketika pengajuan kebangkrutan dan pailit, Guitar Center mendapatkan investasi berupa ekuitas baru (penyertaan saham) dengan nilai US$165 juta. Pemberi pinjaman bahkan sepakat mengurangi utang perusahaan dengan nilai US$800 juta.
"Ini adalah langkah penting dan positif dalam proses kami melalui kebangkrutan, mengurangi utang, dan meningkatkan kemampuan kami untuk berinvestasi kembali dalam bisnis pengecer alat musik," papar Ron Japinga, CEO Guitar Center, Senin (23/11/2020), dikutip dari CNN Business.
Dapatkan info terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, dengan terus mengikuti Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, ikuti pula Instagram @djawanescom untuk mengakses info-info unik dan menarik lain secara cepat.