Djawanews.com – Pasca kemunculan Klaster Srikayangan, DPRD Kulonprogo meminta agar lebih diperkuat komunikasi antar pemangku kepentingan pencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kulonprogo.
Sebelumnya, Klaster Srikayangan sendiri menyebabkan sembilan orang positif Covid-19 dengan dua di antaranya meninggal dunia. Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati lantas mengimbau agar jangan sampai ada klaster baru lagi di Kulonprogo.
“Koordinasi lintas sektoral perlu ditingkatkan, gugus tugas tingkat kabupaten sampai kalurahan harus lebih intens lagi mendisiplinkan masyarakat perihal penerapan protokol kesehatan. Jangan sampai ada klaster baru lagi seperti klaster Srikayangan,” jelas Akhid dilansir dari Harian Jogja, Jumat (14/8).
Akhid menyarankan guna antisipasi penyebaran Covid-19 dari Klaster Srikayangan, agar Kalurahan Srikayangan melakukan isolasi wilayah. Menurutnya cara tersebut sebelumnya telah diterapkan pada pada kasus penyebaran Klaster Pedagang Ikan di Pasar Mendit dan Pasir Kadilangu, Temon.
“Berdasarkan pengalaman saya terjun dalam percepatan penanganan COVID-19 di Klaster Pedagang Ikan, kemudian secara lokal di isolasi lokal. Sehingga sampai hari ini, Klaster Pedagang Ikan hanya menyebabkan tiga pasien, dan tidak ada penyebaran ke luar,” ungkapnya.
Klaster Srikayangan sendiri bersumber dari KP-44, pria, 51, asal Kalurahan Srikayangan, Sentolo. Pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia, pada Sabtu (8/8) di RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta dengan catatan positif Covid-19.
Dari Kluster Srikayangan tersebut, kini sudah tercatat sembilan kasus positif dan dua di antaranya meninggal dunia.
Selain imbauan dari DPRD Kulonprogo, simak berita menarik dari daerah lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.