Djawanews.com – Presiden Prabowo Subianto mengakui cukup lelah berkontestasi di pemilu selama 20 tahun sebelum akhirnya menjadi presiden Indonesia. Namun, menurutnya, perjalanan ipanjang tu merupakan bagian dari persiapan untuk menjadi seorang pemimpin.
Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan di acara puncak HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Kamis 12 Desember.
“Sebenarnya capek juga 20 tahun. Tahun 2004, 2009, 2014, 2019, baru tahun 2024 (akhirnya terpilih menjadi presiden),” ungkap Prabowo, sambil mengenang perjuangan panjangnya.
Pada 2004, Prabowo pertama kali mencoba peruntungannya di panggung politik nasional melalui konvensi Partai Golkar untuk menentukan calon presiden. Kala itu, ia bersaing dengan tokoh-tokoh besar seperti Akbar Tanjung, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, dan Wiranto. Namun, konvensi tersebut dimenangkan oleh Wiranto, yang kemudian menjadi capres Golkar dalam Pilpres 2004 berpasangan dengan Salahuddin Wahid.
Lima tahun kemudian, pada Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri, dengan dukungan Partai Gerindra yang ia dirikan setelah keluar dari Golkar. Namun, pasangan Megawati-Prabowo harus mengakui kekalahan dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Perjalanan politiknya tidak berhenti di sana. Prabowo bertarung di Pilpres 2014 dan 2019 sebagai capres, namun dua kali pula harus menerima kekalahan dari Joko Widodo. Pada 2014, ia berpasangan dengan Hatta Rajasa, sementara pada 2019, ia menggandeng Sandiaga Uno. Baru pada Pilpres 2024, perjuangannya membuahkan hasil, dengan terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Namun, mungkin itulah yang harus saya tempuh. Semua itu adalah bagian dari penggemblengan dan pendidikan untuk saya,” ujar Prabowo.
Presiden Prabowo menegaskan, perjalanan politik yang panjang mengajarkannya bahwa kekalahan adalah bagian dari proses, tetapi semangat untuk bangkit kembali adalah yang terpenting.
“Petarung biasa bertarung dan jatuh, itu biasa. Yang luar biasa adalah setelah jatuh, berdiri lagi dan bertarung lagi. Ini pelajaran yang saya jalankan,” tuturnya.
Prabowo juga menyerukan kepada para peserta pilkada maupun caleg yang belum berhasil dalam kontestasi politik untuk tidak menyerah. Ia menekankan pentingnya tetap berjuang demi kepentingan rakyat.
Lebih jauh, Prabowo mengingatkan bahwa seorang pemimpin politik harus memiliki wawasan mendalam tentang politik, ekonomi, kenegaraan, dan teknokrasi, serta jiwa patriotisme dan kecintaan terhadap Tanah Air.
“Orang pintar yang tidak cinta Tanah Air adalah orang yang kurang bermanfaat untuk bangsa, dan orang yang tidak loyal biasanya justru merugikan organisasi,” pungkasnya.