Djawanews.com – Kabar erupsi Gunung Merapi bukanlah berita hoaks atau bohongan, setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan jika Merapi dalam waktu dekat akan erupsi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyatakan jika prediksi tersebut didasari oleh data rata-rata kegempaan dan pengamatan kontinyu.
Hanik menjelaskan secara detail, jika setiap hari terjadi enam kali gempa dangkal, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter. Selain itu, juga terekam adanya deformasi atau perubahan bentuk gunung.
"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006. Status Gunung Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung, kita harus siap," jelas Hanik, (26/10).
Mengapa Erupsi Merapi Tidak Sekuat Tahun 2010?
Hanik juga menjelaskan jika alasan erupsi Merapi tidak sekuat tahun 2020 lantaran tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Merapi saat ini berbeda dengan aktivitas menjelang letusan pada 2010 dan 2006.
Menurut Hanik letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4, yang serupa dengan erupsi sebelumnya pada tahun 1872.
"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosif rendah yaitu satu. Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," papar Hanik.
Selain Gunung Merapi yang diprediksi akan erupsi, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.