Djawanews.com – Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso menyampaikan, deformasi Gunung Merapi sejak beberapa bulan lalu hanya terjadi di sisi barat laut.
Agus menjelaskan, sejak erupsi 21 Juni 2020 lalu, laju deformasi gunung api aktif di perbatasan Jawa Tengah dan DIY tercatat sampai 5 mm per hari di sisi Barat, Timur dan beberapa sisi lainnya.
Akan tetapi, sejak 20 Oktober 2020, deformasi hanya terjadi si sisi Barat Laut saja.
“Hanya di sisi Barat Laut saja dengan kecepatan maksimal 12 cm per hari. Kami mengukur deformasi ini dengan mengukur jarak antara titik-titik itu dari pos pengamatan dan di luar pos pengamatan ke puncak,” kata Agus, Minggu (22/11/2020).
Dia menambahkan, sampai saat ini soal data morfologi poinnya yaitu belum teramati adanya material baru alias kubah lava yang terbentuk secara baru.
Diucapkan Agus, perbubahan morfologi dinding kawah khususnya lava, sudah terbentuk sejak lama.
Soal data visual, Agus menginformasikan, guguran lava sebagian besar mengarah ke kali Senowo, Kali Lamat serta Kali gendol. Jarak guguran tersebut maksimal sejuh 3 km.
“Guguran sekarang memang banyak, akan tetapi arahnya merata. Biasanya ke arah Selatan, kemudian ke arah Barat, dan Barat Laut,” tutur Agus.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.